Coba Powerbank Murah Saat Traveling, Ini yang Bikin Kesal
Menimbang berat, harga, dan janji kapasitas tinggi, banyak dari kita tergoda membeli powerbank murah sebelum berangkat traveling. Saya sudah mengalami sendiri — di perjalanan panjang antar pulau, powerbank “3x full charge” yang saya beli online hanya cukup untuk setengah baterai ponsel. Kecewa? Tentu. Lebih dari itu: pengalaman itu mengajarkan hal-hal teknis dan praktis yang seringkali diabaikan ketika memilih powerbank murah.
Label vs Realitas: Kapasitas dan Efisiensi
Produsen sering mencantumkan angka mAh besar sebagai daya tarik pemasaran. Tapi ada perbedaan penting antara kapasitas nominal (biasanya diukur pada tegangan sel 3,7V) dan jumlah energi yang bisa disalurkan kepada perangkat Anda pada tegangan USB 5V. Dari pengalaman menguji beberapa unit murah, efisiensi konversi dan kehilangan energi lewat kabel mengurangi kapasitas efektif menjadi 60–75% dari angka yang tertera. Artinya powerbank 20.000 mAh yang “murah” sering cuma memberikan 12.000–15.000 mAh yang bisa dipakai.
Saya pernah melakukan pengukuran sederhana: dua powerbank 10.000 mAh — satu merek besar dan satu merek generik. Hasilnya merek besar mengisi ponsel dari 10% ke 90% dua kali penuh, sedangkan generik hanya sekali penuh dan berhenti. Perbedaan berat dan build quality juga nyata: unit dengan bobot seimbang biasanya menandakan cell berkualitas; unit yang sangat ringan kemungkinan pakai cell tipis dengan kapasitas palsu.
Kualitas Pengisian: Kecepatan, Port, dan Kabel
Masalah lain yang sering muncul saat traveling adalah kecepatan pengisian yang mengecewakan. Powerbank murah sering menawarkan satu port USB-A dengan output 1A atau 1,5A, sementara ponsel masa kini butuh 2A atau dukungan fast charge (QC/PD) untuk pengisian cepat. Hasilnya: proses charging melambat drastis saat Anda butuh cepat antara transit atau saat mengejar kereta.
Saya pernah terlambat karena menunggu ponsel yang butuh navigasi tak kunjung terkisi; itu dalam perjalanan penting ke bandara. Selain itu, tidak sedikit unit murah yang tidak mendukung pass-through charging (mengisi powerbank sambil mengisi perangkat), atau kehilangan arus saat beberapa perangkat terhubung sekaligus. Perhatikan jumlah port, arus output per port, dan apakah ada dukungan USB-C PD jika Anda membawa laptop atau tablet.
Keamanan dan Daya Tahan: Panas, Sertifikasi, dan Kecepatan Runtuh
Isu keamanan harus jadi prioritas. Powerbank murah sering absen sertifikasi keselamatan (CE, RoHS, UN38.3), atau menggunakan sirkuit proteksi lemah. Saya pernah menemukan unit yang panasnya naik signifikan saat charging—indikator buruk adanya short circuit risk atau cell berkualitas rendah. Dalam jangka panjang, cell murah juga mengalami degradasi lebih cepat: kinerja turun drastis setelah 200–300 siklus, sementara unit berkualitas bisa tahan 500–1000 siklus sebelum kapasitas turun signifikan.
Risiko lain adalah wiring internal yang asal-asalan, casing rapuh, dan indikator baterai yang tidak akurat. Semua ini berujung pada pengalaman buruk saat traveling: tiba-tiba tidak ada daya saat paling dibutuhkan atau, lebih serius, potensi kebakaran jika didorong berlebihan. Jangan kompromi soal keselamatan demi hemat beberapa puluh ribu rupiah.
Praktis di Lapangan: Tips Memilih Powerbank Saat Traveling
Berikut panduan praktis berdasarkan pengalaman lapangan yang sering saya bagikan ke teman traveler dan klien:
– Cek rasio berat per mAh: bandingkan unit dengan angka mAh mirip; yang terlalu ringan patut dicurigai.
– Prioritaskan output: minimal 2A per port atau satu port USB-C PD jika Anda membutuhkan pengisian cepat atau mengisi laptop kecil.
– Cari sertifikasi keselamatan dan garansi jelas. Produk murah tanpa garansi biasanya mengorbankan kualitas komponen.
– Pilih kapasitas sesuai kebutuhan nyata: untuk perjalanan 2–3 hari, 10.000–15.000 mAh sering cukup; untuk trip panjang atau kerja remote, 20.000 mAh berkualitas lebih aman.
– Baca review lapangan, bukan hanya deskripsi produk. Review teknikal yang menguji siklus pengisian dan suhu lebih berharga daripada foto produk glamor.
Untuk referensi review dan perbandingan produk yang saya percayai dan sering rujuk, kunjungi situs review yang kredibel seperti birdiestation yang menyajikan pengukuran detail dan rekomendasi sesuai skenario penggunaan.
Kesimpulannya: powerbank murah memang menggoda, tetapi saat traveling kompromi kecil bisa berakibat besar—kehilangan navigasi, kehilangan momen, atau risiko keselamatan. Investasikan sedikit lebih untuk kualitas dan fitur yang sesuai kebutuhan. Pengalaman saya: lebih baik membawa powerbank yang bisa diandalkan dan ringan pekerjaan mental, daripada satu yang “hemat” tapi jadi sumber stres di perjalanan.
